Kajian Kitab Safinatun Najah Part 1 (Muqadimah)

 


Daftar isi

Pendahuluan. 1

Sejarah Penulisan Kitab. 2

Gambaran Isi Kitab. 2

1. Bab Thaharah (Kesucian). 2

2. Bab Shalat 2

3. Bab Zakat 3

4. Bab Puasa. 3

5. Bab Haji 3

Keutamaan dan Pentingnya Kitab Safinatun Najah. 3

1. Penyusunan yang Sederhana dan Sistematis. 3

2. Panduan Praktis Ibadah Harian. 4

3. Materi Dasar di Pesantren. 4

4. Dipakai di Berbagai Negara. 4

Kitab-Kitab yang Menyediakan Syarah Safinatun Najah. 4

Kesimpulan. 5

 

 

Pendahuluan

Kitab Safinatun Najah adalah salah satu dari karya klasik dalam dunia Islam yang terkenal di kalangan pesantren di Indonesia, khususnya sebagai panduan dasar fikih dalam Mazhab Syafi'i. Ditulis oleh Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dari Hadhramaut, Yaman, kitab ini menjadi salah satu yang paling mudah dipahami dan ringkas, sehingga sangat cocok untuk pemula dalam fikih. Selain itu, ia hidup pada abad ke-13 Hijriah, suatu masa yang melahirkan banyak ulama besar dalam berbagai disiplin ilmu keislaman. Kitab ini memiliki kedudukan tinggi di pesantren Nusantara sebagai bagian kurikulum wajib, baik di pesantren tradisional maupun di lembaga pendidikan Islam lainnya. Banyak ulama Nusantara yang mengapresiasi metode penulisan kitab ini, seperti Syaikh Nawawi al-Bantani dalam karya-karya beliau, dan dianggap sebagai pintu gerbang dalam mempelajari literatur fikih yang lebih mendalam seperti Fathul Qarib, Fathul Mu'in, Minhajut Thalibin, al-Majmu Syarah Muhadzab dan lain sebagainya.

Sejarah Penulisan Kitab

Menurut para ulama, kitab ini disusun oleh Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dari Hadhramaut, Yaman, untuk memenuhi kebutuhan akan panduan fikih ringkas dan aplikatif, merangkum prinsip-prinsip ibadah dasar dalam Islam bagi pelajar pemula. Dalam Mujam al-Mushannifin, disebutkan bahwa kitab ini digubah dalam bahasa yang sederhana, tetapi sangat kaya dengan substansi, mencakup bab thaharah, salat, zakat, puasa, hingga haji. Salah satu tujuan penulisan kitab ini adalah agar ilmu fikih bisa dipelajari secara praktis dengan konsep-konsep yang mudah dicerna, khususnya oleh para santri pemula.

Gambaran Isi Kitab

1. Bab Thaharah (Kesucian)

Pada bab ini, Syaikh Salim menguraikan prinsip dasar kesucian, termasuk tata cara wudhu, mandi wajib, tayamum, dan klasifikasi najis. Thaharah dianggap sebagai syarat sah dalam pelaksanaan ibadah, terutama salat. Rujukan mengenai pembagian najis didasarkan pada pendapat Imam al-Nawawi dalam kitabnya Minhaj at-Thalibin, di mana najis dibagi menjadi mughallazah, mukhaffafah, dan mutawassitah.

2. Bab Shalat

Membahas syarat, rukun, tata cara, serta kategori salat wajib dan sunah. Bagian ini juga mencakup aturan-aturan dasar yang dibutuhkan dalam ibadah salat seperti pembahasan  khusus mengenai tahiyat, adab, dan persyaratan salat. Hal itu semua wajib diketahui sebelum belajar lebih mendalam lagi, hal senada juga di ungkapkan oleh Imam al-Ghazali di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, disebutkan pentingnya kehadiran hati dalam salat agar tercapai kekhusyukan.

3. Bab Zakat

Pembahasan mencakup syarat wajibnya zakat, jenis-jenis harta yang terkena zakat, dan golongan mustahik yang berhak menerima zakat. Kitab ini menekankan prinsip dasar tentang kekayaan dalam Islam dan kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan, di mana pemikiran ini juga didasarkan pada rujukan seperti al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab oleh Imam an-Nawawi.

4. Bab Puasa

Pada bagian ini dijelaskan tentang tata cara berpuasa, hal-hal yang membatalkan puasa, dan adab-adab berpuasa. Dalam Islam, puasa dianggap sebagai ibadah yang membutuhkan pengendalian diri dan peningkatan spiritual, di mana aspek ini juga ditekankan dalam banyak kitab tasawuf seperti Risalatul Qusyairiyah, Ihya Ulumuddin, al-Hikam dan lain lain.

5. Bab Haji

Membahas secara ringkas tentang tata cara pelaksanaan haji, syarat wajib haji, dan jenis-jenis ibadah haji. Kitab ini tidak hanya memaparkan pelaksanaan, tetapi juga memuat makna dari pelaksanaan rukun-rukun haji sebagai bentuk penyucian diri, sebagaimana disebutkan oleh ulama lainnya seperti Imam Ibn Qudamah dalam al-Mughni.

Keutamaan dan Pentingnya Kitab Safinatun Najah

Kitab Safinatun Najah memiliki beberapa keutamaan dan dianggap penting bagi santri pemula. Berikut poin keutamaan yang menjadi alasan kitab ini begitu populer:

1. Penyusunan yang Sederhana dan Sistematis

Syaikh Salim menulis kitab ini dengan gaya bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh pemula, memungkinkan mereka mempelajari fikih tanpa kendala bahasa yang terlalu kompleks. Kitab ini menjadi referensi awal yang memperkenalkan santri pada tata cara ibadah sehari-hari.

2. Panduan Praktis Ibadah Harian

Kitab ini memberikan panduan praktis untuk menjalankan ibadah wajib sehari-hari seperti salat, puasa, dan zakat, yang wajib dipahami oleh setiap Muslim. Beberapa ulama menganggapnya sebagai kitab fiqh qath'i, yang berarti memberikan panduan dasar yang pasti dan tidak diperselisihkan oleh berbagai kalangan, sesuai dengan kaidah dasar Mazhab Syafi'i.

3. Materi Dasar di Pesantren

Kitab ini diajarkan hampir di seluruh pesantren di Indonesia dan menjadi materi pokok bagi santri. Kitab ini membuka jalan untuk memahami kitab-kitab fikih yang lebih rumit seperti Fathul Qarib oleh Ibn al-Qasim al-Ghazzi, yang merupakan kitab lanjutan setelah mempelajari kitab Safinatun Najah

4. Dipakai di Berbagai Negara

Penggunaan kitab ini tidak hanya terbatas di Indonesia tetapi juga di berbagai negara yang mayoritasnya mengikuti Mazhab Syafi'i, seperti Yaman, Mesir, dan Malaysia. Misalnya, di Mesir, kitab ini menjadi panduan bagi mereka yang belajar fikih dasar di lembaga pendidikan non-formal.

 

Kitab-Kitab yang Menyediakan Syarah Safinatun Najah

Selain kitab induk, terdapat pula beberapa syarah yang menguraikan isi Safinatun Najah secara mendalam. Di antara syarah yang terkenal adalah:

·         Kitab Kasyifatus Sajah ala Safinatin Naja karya Syeikh Nawawi Banten

·         Kitab Durrotus Tsaminah Hasyiyah ala Safinah karya Syikeh Ahmad bin Muhammad al-Hadrawi

·         Kitab Naikur Raja Syarah Safinah an-Najah karya Sayyid al-Habib Ahmad bin Umar Asy-Syatiri.

·         Kitab Nasiimul Hayah Syarah Safinatun Najah karya Syekh Al-Faqih Al-Qodhi Abdullah bin Awad bin Mubarok Bukair.

·         Kitab Innarotut Duja Bitanwiril Hija Syarah Safinah Naja karya Syekh Muhammad bin Ali bin Husein Al-Maliki.

Kesimpulan

Kitab Safinatun Najah adalah salah satu kitab paling penting bagi mereka yang belajar fikih dasar, khususnya dalam Mazhab Syafi'i. Disusun dengan bahasa sederhana, kitab ini menjadi pegangan yang efektif bagi santri dalam memahami prinsip-prinsip dasar ibadah. Keberadaan kitab ini di banyak pesantren menunjukkan besarnya peran kitab ini dalam dunia pendidikan Islam. Kitab Safinatun Najah dianggap sebagai landasan kokoh untuk beribadah dengan benar, yang kemudian akan mengantarkan pelajar kepada tingkat fikih yang lebih mendalam.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama