Kajian Kitab Safinatun Najah part 2


Terjemah

Teks Arab

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji milik Allah Rabb (pemelihara) semesta alam. Dengan-Nya kami meminta pertolongan dalam urusan dunia dan agama. Semoga shalawat dan salam senantiasa Allah limpahkan atas junjungan kita Muhammad penutup para Nabi, keluarganya, dan Sahabatnya semua. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia.

الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين وصلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم النبيّين وآله وصحبه أجمعين ولاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم

 

Penjelasan

Penyusun kitab Safinatun Najah ini, yakni Syaikh Salim bin Sumair al-Hadromi, ketika memulai menyusun kitabnya, beliau memulainya dengan menuliskan “بسم الله الرحمن الرحيم” yang artinya dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, alasanya antara lain:

1. Meminta Barokah serta pertolongan Allah SWT dalam usahanya menyususun kitab Safinatun Najah ini.

2. Karena mengikuti Al-Qur’an yang mulia. Sebab Al-Qur’an juga diawali dengan Basmallah yakni ayat pertama dari surat Al-Fatihah.

3. Karena mengikuti Sunnah Nabi kita yang mulia. Sebab Nabi pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban yang lainnya, yaitu;

كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيهِ بِبِسْمِ اللهِ فَهُوَ أَبْتَرُ

Terjemahannya:

"Setiap perkara yang baik, jika tidak dimulai dengan menyebut nama Allah (membaca Bismillah), maka ia akan terputus dari keberkahan (kurang berkah)." (HR. Ibnu Hibban)

 

 

Setelah menuliskan basmallah diawalnya, kemudian mushannif lanjut menuliskan hamdalah. Hal ini juga karena ada printah dari nabi dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majjah. Hadits tersebut berbunyi:

كُلُّ أَمْرٍ ذِى بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بِالْحَمْدِ أَقْطَعُ

“Setiap perkara penting yang tidak dimulai di dalamnya dengan ‘alhamdu’, maka berkahnya terputus.” (HR. Ibnu Majah)

Pengertian pujian (الحمد) menurut istilah adalah perbuatan yang menunjukkan sikap mengagungkan atau memuliakan pihak yang memberi nikmat (Allah SWT) baik perbuatan tersebut bersifat ucapan lisan, atau bersifat keyakinan hati, atau bersifat aksi dengan anggota-anggota tubuh.

Syaikh Nawawi Al-Bantani Rahimahullah berkata, “Disunahkan memuji Allah ketika mengawali dalam menyusun kitab-kitab, begitu juga ketika mengawali pelajaran bagi para guru, dan ketika mengawali ketika akan membaca dan belajar bagi para murid dihadapan guru. ” Memuji Allah yang paling baik adalah dengan pernyataan; “الحمد لله رب العالمين”. Sebagian ulama bermadzhab Syafii berkata, “Memuji Allah yang paling utama adalah dengan ungkapan; “الحمد لله حمدا يوافي نعمه ويكافيء مزيده

Makna dari susunan kalimat “وبه نستعين” dan hanya kepadanya kami meminta pertolongan mengisaratkan bahwa hanya Allah SWT saja tempat kita meminta pertolongan dan perlindungan, bukan selainya. Baik dalam urusan dunia maupun agama. Kata agama dalam bahasa arab sering diungkapkan dengan kata “الدين” kata “شريعة”dan kata “الملة” yang pada intinya maknanya sama yaitu hukum hukum yang Allah turunkan kepada para rasulnya untuk disampaikan kepada umatnya. Sedangkan makna shalawat atas nabi muhammad adalah kasih sayang dan pengagungan yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad. Dan makna salam adalah penghormatan yang allah berikan kepada beliau. Dan makna dari khotamin nabiyyin adalah penutup dari para nabi, artinya nabi muhammad adalah nabi terakhir, setelah beliau tidak ada nabi lagi.

Makna keluarga nabi ada dua yaitu : 1. maqom Doa: maknanya seluruh umat islam adalah keluarga nabi. 2. maqom zakat: maknanya khusus keluarga nabi dari keturunan bani hasyim dan bani muthalib saja. Sedangkan makna sahabat adalah orang orang yang pernah bertemu nabi muhammad dan beriman kepadanya. Sedangkan makna tabi’in adalah murid murid sahabat nabi. Adapun makna dari lafadz “ولاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم” adalah tidak ada kemampuan menghindari maksiat kecuali dengan pertolongan Allah dan tidak ada kekuatan melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan-Nya. Demikian ini adalah tafsirannya yang terdengar dari Rasulullah‘alaihi as-salam dari Jibril, seperti yang disebutkan oleh Syaikhuna Yusuf as-Sunbulawini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama